Saturday, November 17, 2012

Otaknya Lagi Berisik (Pt. 1?)

"Karena 'sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad' sejatinya hanyalah ada dalam doa."
Berat, saudara-saudaraku. Hahahaha. Entah gimana ceritanya, waktu malem-malem lagi naik bis umum pulang kerumah, kalimat ini melintas sedemikian rupa di otak gue. Mungkin karena belakangan ini, orang-orang di sekeliling gue agak lebih sering bilang kalau mereka capek, entah batin atau fisik. Kebawa suasananya juga pada akhirnya, pikiran pun mulai pesimis-pesimis sedikit.

Apa sih di bumi ini yang abadi? Harta benda bisa berubah - bertambah, berkurang, bahkan hilang dalam sekejap mata karena banyak hal yang mungkin terjadi. Kesempurnaan fisik bisa diubah-ubah dengan kecanggihan teknologi zaman sekarang.

Nama dan prestasi... Mungkin bisa bertahan sangat lama, tapi ada dua kemungkinan. Antara ada yang pada akhirnya mengalahkan prestasi yang sudah tercatat atau memang orang-orang tidak pernah peduli untuk mengingat.

Pengetahuan? Bisa dibilang sih cukup abadi. Contohnya, tulisan-tulisan Plato masih dicetak, diterbitkan dan dibaca oleh banyak orang di tahun 2012 ini. Tapi pemikiran manusia berkembang, konsep-konsep akan selalu dipertanyakan dan besar kemungkinan konsepnya berubah. Kalau pengetahuan yang kita punya, bisa aja kan tiba-tiba hilang kalau kena penyakit? *amit-amit lari cari kayu buat diketok-ketok*

Sempet gue tanya sama temen waktu ngobrol. Karena kita cuma nyebutin hal-hal yang ngasal, ujung-ujungnya ada juga yang bilang hal yang satu ini - perasaan. Entah gimana ceritanya. Hahahaha. Begitu kita denger, langsung diem mendadak. Lalu, tawa-tawa bermuntahan dari semuanya. Memang terdengar klise (alasan kenapa harus dilanjut dengan tawa), tapi yang ini mirip dengan pengetahuan, bisa dibilang sih cukup abadi.

Tapi, ya itu tadi... Ujung-ujungnya semua hal itu penuh ketergantungan. Ada yang hartanya abadi, ada yang cuma sekedip mata. Ada yang cantik tampannya abadi, ada yang diubah-ubah. Ada yang pemikiran, prestasi dan pengetahuannya dikenang lama, ada yang sebentar. Ada yang perasaannya selalu sama, ada yang setiap detik berubah.

Terus, terus, apa iya kalau kejadian 'sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad' berarti selama itu semuanya selalu bahagia? Hidup ada dua sisi, kan? Tapi orang kan maunya bahagia terus? Jadi, gimana? *tarik nafas*

Tadinya sih masih mau bahas banyak. Tapi masih kecil ah, takut. *indecisive-pisces-quality kicks in*

Ada yang kepikiran skenario 'sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad' yang beneran kejadian?

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...