Tuesday, July 31, 2012

Closed Circuit Television

Belakangan ini gue banyak denger kabar tentang akan dipasangnya CCTV di sekolah-sekolah. Sebenernya udah sejak agak lama, ada beberapa sekolah yang sudah mencanangkan CCTV di ruangan kelas-kelas dan sekitar kompleks sekolahnya.

Alasan utama yang diberikan oleh pihak sekolah yang mencoba untuk memasang CCTV di sekolahnya MUNGKIN adalah supaya para guru bisa selalu mengawasi anak-anak didiknya dan memastikan bahwa anak didik mereka tidak akan melanggar peraturan-peraturan sekolah dan jikalau ada yang melanggar maka sepatutnyalah anak didik itu segera ditindaklanjuti.

Untuk mengomentari hal ini, gue ga tau harus mulai dari mana....

Pertama, buat kalian yang gatau apa itu CCTV, benda kecil itu bertebaran dimana-mana jadi kalian semua pasti tau. Satu hal yang pasti, kalo ada CCTV berarti ada orang diluar sana yang bakalan ngawasin lo dalam apapun yang lo lakuin, APAPUN. Dan menurut gue, hal kayak gitu cuman berlaku kalo lo lagi di tempat umum kayak mall? Dimana tempatnya terbuka, siapapun bisa keluar masuk jungkir balik salto kayang karena memang tempatnya untuk umum, ga semua orang kenal sama orang lain kecuali kalo perginya barengan. Karena ga kenal, pasti ujung-ujungnya ga bisa bangun kepercayaan terhadap orang lain karena susah percaya sama orang yang cuman lewat papasan sekali seumur hidup. Pastilah lo butuh alat kaya gitu karena alasan keamanan dan kenyamanan pengunjung yang lain supaya kalo ada apa-apa bisa cepat ditangani.

Tapi ini sekolah yang tujuan utamanya adalah untuk mengayomi dan mendidik para murid, menjadi satu keluarga bersama-sama dengan seluruh elemen sekolah dari pemimpin tertinggi, sang kepala sekolah, sampai yang kurang tinggi, seperti pak bon yang lebih disayang oleh murid daripada kepsek. Seharusnya, semua elemen sekolah kenal satu sama lain, seharusnya mereka sudah seperti keluarga. Dan yang namanya keluarga, seharusnya punya kepercayaan satu sama lain...



Sebelum bahas hal itu, balik lagi ke fungsi sekolah. Sekolah dan segala isinya harusnya membimbing murid supaya bisa jadi manusia seutuhnya, kan? Salah satunya pasti mendidik dalam tata krama dan sopan santun, kejujuran, kepercayaan dan sebagainya, untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari.

Sekarang bayangin ada keluarga yang orang tuanya ngajarin semua hal itu ke anaknya, tapi orang tuanya ga pernah percaya bahwa anaknya bisa menerapkan semua hal itu ke dalam kehidupan nyata. Akhirnya, orang tuanya ini selalu mengawasi gerak-gerik anak-anaknya. Selalu mengekang dan mengatur kehidupan anaknya karena takut anaknya salah jalan dan harus menghadapi konsekuensi. Apakah anak itu akan berkembang?

Tidak.

Gimana anak murid mau belajar hidup sebagai manusia sosial kalau semua gerak-geriknya diatasi? Bukannya selalu diajarkan bahwa hidup adalah kumpulan dari kesalahan dan kebaikan, dimana kita harus belajar dari konsekuensinya? Kalau berbuat salah, menyalahgunakan hak dan kepercayaan, ya tinggal diberi pelajaran sesuai hukum, kan? Gimana mereka mau punya perasaan bersalah kalau ini-itu diikuti orang? Remaja juga butuh hidup, melakukan banyak hal baru, bereksperimen yang masih dalam batas norma. Normanya sudah diajarkan, dan seharusnya kita remaja bisa mulai berpikir yang mana salah yang mana benar, yang mana yang efeknya bagaimana. Orang tua saja tidak punya CCTV dikamar kita, haruskah orang lain mengambil hak privasi?

Kapan remaja diberi kesempatan jadi dewasa di tempat yang lebih umum oleh khayalak yang lebih luas?

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...