Sunday, February 26, 2012

Paranoid

According to Cambridge Online Dictionary,

Paranoid is feeling extremely nervous and worried because you believe that other people do not like you or are trying to harm you.

And well, have you ever feel that way?

--------------------------------------------------

Biasanya, gue bilang gue 'paranoid' kalo gue lagi khawatir. Apapun itu yang gue khawatirin, detik itulah gue ngerasa gue paranoid. Terlalu mengeneralisasi, tapi itu cuman deskripsi gue aja.

Entah kenapa, selalu setiap saat, kalo gue dapet berita atau harus ngadepin sesuatu gue selalu langsung deg-degan, khawatir daaaan yang paling buruk dari semuanya, kebiasaan gue adalah ngebayangin kemungkinan terburuk dan lebih sering terpaku ke kemungkinan terburuk itu. Walaupun gue juga masih ada optimis-optimisnya gitu lah.

Kalo udah begini cuman ada satu yang bikin gue bingung. Wait, no.
Ada banyak hal yang bikin gue bingung...

Haruskah lo jadi seorang yang optimis?

Katanya optimis itu baik karena semesta mendukung apa yang lo pikirin. Jadi kalo yang lo pikirin itu positif, kemungkinan besar yang akan terjadi ke elo itu bakalan yang positif. Tapi kalo diliat dari sisi yang berbeda, hasilnya juga jadi beda. Coba bayangin kalo lo tau lo udah ga bisa tapi lo nekad, peluangnya kecil buanget trus lo tetep optimis. Ada 2 kemungkinan disini. Antara lo bisa ngelewatin obstaclenya walaupun dengan sekecil kecilnya peluang itu. Atau lo gagal. Kalau lo udah terlalu optimis di awal trus lo gagal, pasti jatohnya sakit banget. Kalau udah begini, optimis pun terasa salah ya?

Haruskah lo jadi seorang yang pesimis?

Kalo pesimis udah jelas banget banget lah, semua orang pasti tau kalo konotasinya udah negatif senegatifnya. Bahkan kalau lo bisa ngelakuin sesuatu tapi lo pesimis, ujung-ujungnya dipercaya bahwa yang lo lakuin ga bakal berhasil. Ngga perlu dijelasin kayaknya karena kita semua udah tau banget. Balik lagi ke soal paranoid dan seberapa banyak kadang-kadang seseorang rely on their negative prediction of something.. Kalo lo lebih condong ke arah prediksi negatif yang lo buat-buat sendiri itu, ya kemungkinan besar sih semesta mendukung juga ya? Tapi kadang-kadang gimana sih sebagai manusia biasa yang punya kekurangan, lo pasti ada pesimis pesimisnya juga kan... Can't help but think about all the bad things that might happen but obviously you don't want them to happen. Do you?

Haruskah lo jadi seorang realis?

Kalo diliat-liat jadi realis adalah pilihan yang terbaik karena realis itu ada ditengah-tengah. Lo tetep semangat dan ada bibit bibit optimis disana. Tapi lo tetep ada antisipasi dengan pemikiran-pemikiran pesimis itu. Jadi kalo jatoh ngga terlalu sakit, kalau naik ngga terlalu sombong. Tapi mau gimana-gimana juga, manusia itu susah untuk setengah-setengah. Kayaknya, manusia itu lebih ke antara satu dan lainnya. Mungkin lo bisa bilang kalo lo realis. Tapi apa bener lo 100% realis? Bener-bener 50% optimis dan 50% pesimis? Bahkan engga 55% optimis 45% pesimis, atau sebaliknya?

Disini jalan tengah emang ada beneran.. Bahkan ada nama kerennya, realis. Tapi untuk jadi realis seberapa mudah sih? Atau seberapa sulit?

Kalo boleh jujur sih gue sering banget jadi tiba-tiba paranoid. Semua-semua gue takutin, gue bingungin. Dan juga gue lebih sering liat diri gue sebagai realis tapi gue kadang-kadang kemakan sama pikiran negatif gue sendiri. Ini adlaah salah satu sifat terburuk gue yang jujur pengen banget gue ilangin dan gue sedang belajar untuk ngilangin ini. Dibantu sama semua orang disekeliling gue, secara langsung dan tidak langsung. Therefore, thanks a million to you guys :)

So lastly, kalo lo paranoid itu salah atau bener?

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...